Tren Bisnis Non-Aero di Bandara: Apa yang Akan Berkembang di 2025?

Bandara tidak lagi sekadar menjadi tempat transit bagi penumpang, tetapi telah berkembang menjadi pusat aktivitas ekonomi yang dinamis. Bisnis non-aero—segala jenis bisnis di bandara yang tidak berhubungan langsung dengan operasional penerbangan—telah menjadi salah satu motor penggerak pertumbuhan pendapatan bandara. Memasuki tahun 2025, tren bisnis non-aero diprediksi semakin berkembang, menghadirkan berbagai inovasi baru yang berfokus pada pengalaman penumpang. Berikut adalah beberapa tren dan peluang yang patut diperhatikan.

1. Duty-Free Retail yang Semakin Interaktif dan Personal

Duty-free retail tetap menjadi salah satu bisnis non-aero yang mendominasi di bandara. Namun, di tahun 2025, konsep belanja duty-free akan semakin mengarah pada pengalaman yang lebih personal dan interaktif. Penggunaan teknologi seperti augmented reality (AR) dan virtual reality (VR) memungkinkan penumpang mencoba produk secara virtual, mulai dari kosmetik hingga aksesoris, sebelum memutuskan untuk membeli.

Selain itu, strategi pemasaran berbasis data akan diterapkan untuk memberikan rekomendasi produk yang sesuai dengan preferensi individu, berdasarkan pola belanja mereka. Misalnya, penumpang yang sering membeli produk mewah akan mendapatkan promosi khusus untuk parfum atau perhiasan. Tren ini memberikan pengalaman yang lebih eksklusif dan memuaskan bagi konsumen, sekaligus mendorong pendapatan bandara.

2. Coworking Space: Bandara sebagai Hub Produktivitas

Seiring meningkatnya jumlah pekerja digital nomad, coworking space di bandara menjadi tren yang tidak dapat diabaikan. Bandara besar di dunia, termasuk di Indonesia, telah mulai menyediakan ruang kerja dengan fasilitas lengkap seperti internet berkecepatan tinggi, ruang rapat, dan layanan cetak dokumen.

Coworking space ini menjadi daya tarik bagi penumpang yang memiliki waktu transit panjang atau yang ingin tetap produktif selama perjalanan. Dengan meningkatnya kebutuhan akan fleksibilitas kerja, model ini berpotensi menjadi sumber pendapatan baru bagi bandara sambil memperkaya pengalaman penumpang.

Baca Artikel Lainnya :  5 Ide Usaha Kreatif di Bandara yang Belum Banyak Dimanfaatkan

3. Layanan Kesehatan di Bandara: Clinic On-the-Go

Layanan kesehatan di bandara telah menjadi kebutuhan, terutama setelah pandemi COVID-19 mengubah pola perjalanan global. Klinik kesehatan “on-the-go” diprediksi menjadi salah satu layanan unggulan di bandara pada tahun 2025.

Layanan ini mencakup pemeriksaan kesehatan cepat, vaksinasi, hingga layanan konsultasi medis. Tidak hanya untuk penumpang, layanan ini juga bermanfaat bagi staf bandara yang membutuhkan akses kesehatan langsung. Konsep ini menghadirkan keamanan dan kenyamanan tambahan, menjadikan bandara lebih ramah pengguna.

4. Perilaku Penumpang: Faktor Kunci dalam Pengembangan Bisnis Non-Aero

Pengembangan bisnis non-aero di bandara sangat dipengaruhi oleh perilaku penumpang. Generasi milenial dan Gen Z, yang kini menjadi mayoritas penumpang, memiliki preferensi yang berbeda dibanding generasi sebelumnya. Mereka lebih menghargai pengalaman yang unik, keberlanjutan, dan layanan berbasis teknologi.

Sebagai contoh, penumpang generasi muda cenderung mencari tempat makan dengan konsep ramah lingkungan atau toko ritel yang menjual produk lokal dan otentik. Bandara yang mampu menyediakan fasilitas sesuai dengan preferensi ini akan memiliki keunggulan kompetitif.

5. Ide-Ide Inovatif untuk Mengintegrasikan Pengalaman Perjalanan dengan Bisnis Non-Aero

Bandara masa depan perlu menjadi ekosistem yang mengintegrasikan pengalaman perjalanan dengan bisnis non-aero. Berikut beberapa ide inovatif:

  • Pameran Budaya dan Produk Lokal: Membuka zona khusus di bandara untuk memamerkan budaya dan produk khas lokal, seperti kerajinan tangan atau makanan tradisional, yang dapat dibeli sebagai suvenir.
  • Aplikasi Belanja Digital: Mengembangkan aplikasi yang memungkinkan penumpang memesan produk duty-free secara online dan mengambilnya saat tiba di bandara.
  • Zona Hiburan Interaktif: Membuat area hiburan seperti game zone berbasis teknologi AR/VR atau mini theater untuk mengisi waktu penumpang.
  • Layanan Personal Shopper: Menyediakan layanan asisten belanja untuk membantu penumpang menemukan produk yang mereka butuhkan di area duty-free.
Baca Artikel Lainnya :  Tren Arsitektur Bandara Modern: Studi Kasus Bandara Haneda

6. Keberlanjutan sebagai Arah Masa Depan Bisnis Non-Aero

Selain inovasi, keberlanjutan akan menjadi fokus utama bisnis non-aero pada tahun 2025. Bandara di seluruh dunia mulai mengadopsi praktik ramah lingkungan, seperti pengurangan penggunaan plastik di toko-toko dan restoran, hingga pemanfaatan energi terbarukan untuk mendukung operasional bisnis.

Sebagai contoh, restoran di area bandara dapat menggunakan bahan baku lokal untuk mengurangi jejak karbon, sementara toko ritel dapat menawarkan diskon untuk pembelian dengan kemasan ramah lingkungan. Keberlanjutan tidak hanya menjadi tren, tetapi juga kebutuhan untuk menjawab tantangan global.

7. Prediksi dan Peluang di Masa Depan

Di tahun 2025, bisnis non-aero diprediksi terus tumbuh sebagai bagian penting dari ekosistem bandara. Bandara yang mampu beradaptasi dengan perubahan perilaku penumpang, memanfaatkan teknologi, dan menerapkan keberlanjutan akan berada di garis depan inovasi.

Peluang lain yang dapat dieksplorasi adalah kolaborasi dengan merek-merek ternama untuk menghadirkan pop-up store eksklusif, serta pengembangan zona rekreasi untuk keluarga yang bepergian bersama anak-anak. Semua ini dapat meningkatkan daya tarik bandara sebagai destinasi, bukan sekadar tempat singgah.

Dengan tren ini, bandara di Indonesia memiliki peluang besar untuk terus berinovasi dan meningkatkan pengalaman penumpang. Tahun 2025 adalah waktu yang tepat untuk mengembangkan bisnis non-aero yang tidak hanya menguntungkan secara finansial, tetapi juga menciptakan ekosistem perjalanan yang lebih menyenangkan dan berkesan.

Share :


Leave a Reply