Tren Bisnis Non-Aero di Bandara 2025: Apa yang Berubah?

Industri penerbangan terus berkembang, tidak hanya dari sisi layanan penerbangan tetapi juga dari bisnis non-aero di bandara. Tahun 2025 menjadi momen penting bagi bandara di seluruh dunia untuk beradaptasi dengan tren baru dalam bisnis non-aero, yang mencakup sektor ritel, makanan dan minuman (F&B), serta layanan berbasis teknologi. Dengan perubahan perilaku penumpang dan penerapan inovasi digital, bandara kini bukan sekadar tempat transit, tetapi juga destinasi yang menawarkan pengalaman unik bagi para pelancong.

Analisis Tren Bisnis Non-Aero yang Berkembang di Bandara Dunia

Bisnis non-aero mencakup segala aktivitas komersial yang tidak berhubungan langsung dengan operasi penerbangan, seperti ritel, restoran, lounge eksklusif, hingga layanan digital. Tahun 2025 membawa sejumlah perubahan besar dalam model bisnis non-aero di bandara, di antaranya:

  1. Konsep “Airport as a Destination”

    • Bandara tidak lagi hanya menjadi tempat persinggahan, tetapi juga destinasi yang menawarkan pengalaman belanja, hiburan, dan kuliner premium.
    • Contoh: Bandara Changi Singapura dengan Jewel Changi, yang memiliki taman indoor raksasa, air terjun buatan, dan berbagai toko mewah.
  2. Digital Marketplace dan Duty-Free Hybrid

    • Model bisnis duty-free berubah dari sistem konvensional menjadi hybrid, di mana penumpang dapat berbelanja melalui platform online sebelum tiba di bandara dan mengambil barang di lokasi.
    • Bandara Heathrow London telah menerapkan sistem pre-order untuk produk duty-free, memungkinkan pengalaman belanja yang lebih fleksibel.
  3. Meningkatnya Tren F&B Lokal dan Kesehatan

    • Permintaan akan makanan sehat dan produk lokal meningkat, mendorong bandara untuk menghadirkan brand kuliner khas daerah masing-masing.
    • Bandara Narita Jepang menghadirkan lebih banyak restoran dengan konsep farm-to-table, menawarkan makanan sehat dengan bahan baku segar.
  4. Bisnis Hospitality dan Lounge Premium

    • Lounge bandara kini lebih inklusif, tidak hanya untuk kelas bisnis dan first class tetapi juga tersedia untuk semua penumpang dengan akses berbayar atau melalui program keanggotaan.
    • Lounge Plaza Premium yang tersebar di berbagai bandara dunia menawarkan fasilitas eksklusif seperti area kerja pribadi dan kamar tidur singkat.
Baca Artikel Lainnya :  Local Food Vendor di Bandara: Mengangkat Cita Rasa Lokal ke Panggung Global

Dampak Perubahan Perilaku Penumpang terhadap Bisnis Non-Aero

Pasca-pandemi dan dengan semakin berkembangnya teknologi, perilaku penumpang mengalami perubahan signifikan, yang berdampak langsung pada bisnis non-aero:

  1. Meningkatnya Preferensi Belanja Digital

    • Penumpang lebih memilih untuk melakukan pembelian secara online sebelum tiba di bandara, mengurangi interaksi fisik.
    • Hal ini memicu pertumbuhan e-commerce bandara, seperti layanan pre-order duty-free dan pengiriman langsung ke rumah.
  2. Permintaan Akan Layanan yang Cepat dan Bebas Sentuhan

    • Penggunaan teknologi pembayaran tanpa sentuh (contactless payment) meningkat pesat di seluruh bandara.
    • Restoran di bandara kini banyak yang menerapkan sistem self-ordering melalui aplikasi atau kiosk digital.
  3. Tren Work & Travel: Permintaan Ruang Kerja di Bandara

    • Dengan semakin banyaknya pekerja remote dan digital nomad, bandara mulai menawarkan co-working space dan layanan internet yang lebih cepat.
    • Contoh: Bandara Schiphol Amsterdam menyediakan ruang kerja fleksibel yang dapat disewa per jam.

Penerapan Teknologi Baru dalam Pengelolaan Bisnis Non-Aero

Inovasi teknologi berperan penting dalam transformasi bisnis non-aero di bandara. Beberapa penerapan teknologi terbaru di tahun 2025 antara lain:

  1. AI dan Big Data untuk Personalisasi Layanan

    • Bandara menggunakan AI untuk menganalisis preferensi penumpang dan memberikan rekomendasi belanja serta promo yang dipersonalisasi.
    • Contoh: Bandara Incheon Korea Selatan menggunakan AI untuk mengarahkan penumpang ke toko dan restoran sesuai minat mereka.
  2. Augmented Reality (AR) dan Virtual Shopping

    • Beberapa bandara mulai menerapkan teknologi AR untuk memberikan pengalaman belanja virtual bagi penumpang sebelum mereka membeli produk.
    • Penumpang dapat mencoba produk kosmetik secara virtual di layar interaktif sebelum membelinya.
  3. Robot dan Automasi dalam Layanan Bandara

    • Robot mulai digunakan untuk berbagai layanan seperti pengantaran makanan, informasi penerbangan, hingga pembersihan bandara.
    • Bandara Hamad di Qatar telah menggunakan robot AI untuk membantu penumpang menemukan gerbang keberangkatan dan fasilitas lainnya.
  4. Penerapan Biometric Payment

    • Metode pembayaran berbasis biometrik mulai diterapkan di beberapa bandara, memungkinkan penumpang melakukan transaksi hanya dengan pemindaian wajah atau sidik jari.
    • Bandara Dallas/Fort Worth di AS telah menguji sistem pembayaran berbasis pengenalan wajah di beberapa gerai ritel.
Baca Artikel Lainnya :  Penelitian baru melihat model bisnis konsesi bandara

Contoh Bandara yang Sukses Beradaptasi dengan Tren Baru

Berikut beberapa bandara yang telah sukses mengimplementasikan tren bisnis non-aero terbaru:

  1. Changi Airport (Singapura)

    • Menghadirkan Jewel Changi yang menjadi daya tarik wisata sendiri dengan berbagai fasilitas ritel, F&B, dan hiburan.
    • Menerapkan sistem belanja duty-free online dengan pengambilan barang di bandara.
  2. Heathrow Airport (London, Inggris)

    • Menggunakan AI untuk menganalisis perilaku belanja penumpang dan memberikan rekomendasi personal.
    • Memiliki salah satu marketplace digital bandara terbesar untuk pre-order duty-free.
  3. Incheon Airport (Korea Selatan)

    • Menggunakan robot AI untuk layanan informasi dan pengantaran barang.
    • Menawarkan pengalaman belanja berbasis AR dan VR di berbagai gerai.
  4. Hamad International Airport (Qatar)

    • Menyediakan lounge mewah dengan fasilitas hotel bintang lima di dalam bandara.
    • Menggunakan biometric boarding dan pembayaran untuk pengalaman perjalanan tanpa sentuhan.

Kesimpulan

Tahun 2025 membawa perubahan besar dalam bisnis non-aero di bandara. Dengan meningkatnya preferensi digital, otomatisasi layanan, dan perubahan perilaku penumpang, bandara harus terus berinovasi untuk tetap relevan. Bandara yang sukses adalah yang mampu menghadirkan pengalaman lebih dari sekadar tempat transit—menjadi destinasi belanja, kuliner, dan hiburan yang menarik bagi para penumpang.

Sebagai pelaku industri, memahami tren ini sangat penting untuk mengoptimalkan peluang bisnis non-aero dan menciptakan pengalaman yang lebih baik bagi para pelancong.

🚀 Apakah bisnis non-aero di Indonesia sudah siap menghadapi perubahan ini?

Share :


Leave a Reply