Bandara kini bukan sekadar titik transit, tetapi telah bertransformasi menjadi destinasi belanja premium yang menarik perhatian brand-brand besar dunia. Fenomena ini tidak hanya terjadi di bandara internasional seperti Changi atau Dubai, tetapi juga mulai merambah ke bandara besar di Indonesia. Mengapa brand-brand ternama begitu antusias untuk membuka gerai di bandara? Berikut ulasan mendalamnya.
Potensi Pasar yang Luas dan Berkualitas
Bandara internasional menjadi magnet bagi wisatawan kelas menengah ke atas, terutama dari pasar Asia dan Eropa. Menurut laporan dari Market Growth Reports, pasar ritel bebas pajak global diperkirakan mencapai USD 100,8 miliar pada 2024, dengan proyeksi mencapai USD 560,7 miliar pada 2033, mencatatkan CAGR sebesar 23,93% Market Growth Reports. Angka ini menunjukkan potensi pasar yang sangat besar bagi brand-brand besar untuk meraih konsumen dengan daya beli tinggi.
Kolaborasi Mewah Meningkatkan Penjualan
Kolaborasi antara brand mewah dan bandara terbukti efektif dalam meningkatkan penjualan. AMRA & Elma mencatat bahwa kampanye kolaborasi brand mewah di bandara dapat meningkatkan penjualan hingga 35% dibandingkan dengan ritel standar Amra and Elma LLC. Hal ini menunjukkan bahwa eksklusivitas dan prestise yang ditawarkan oleh brand mewah sangat diminati oleh konsumen di bandara.
Digitalisasi dan Pengalaman Belanja yang Dipersonalisasi
Brand-brand besar semakin memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan pengalaman belanja di bandara. Penggunaan teknologi seperti augmented reality (AR), pembayaran tanpa kontak, dan kios digital memungkinkan konsumen untuk berbelanja dengan lebih efisien dan menyenangkan. Future Market Insights melaporkan bahwa pasar ritel bandara diperkirakan mencapai USD 107,6 miliar pada 2035, dengan CAGR sebesar 11,2%, didorong oleh adopsi teknologi digital dan pengalaman belanja yang dipersonalisasi Future Market Insights.
Strategi Lokalisasi untuk Memikat Wisatawan
Brand-brand besar juga menerapkan strategi lokalisasi untuk menarik wisatawan dari berbagai negara. Misalnya, Kendra Scott, brand perhiasan asal Austin, membuka gerai di Bandara Austin-Bergstrom untuk menawarkan pengalaman belanja yang mencerminkan budaya lokal MySA. Strategi ini membantu brand untuk lebih dekat dengan konsumen dan meningkatkan penjualan.
Fokus pada Produk Premium dan Eksklusif
Produk-produk premium dan eksklusif menjadi daya tarik utama bagi konsumen di bandara. Market Growth Reports mencatat bahwa produk kecantikan dan perawatan pribadi menyumbang 28% dari total penjualan di ritel bebas pajak, sementara produk alkohol menyumbang 18% Market Growth Reports. Brand-brand besar memanfaatkan tren ini dengan menawarkan produk eksklusif yang hanya tersedia di bandara, menciptakan rasa urgensi dan meningkatkan penjualan.
Peran Data dalam Strategi Pemasaran
Penggunaan data menjadi kunci dalam strategi pemasaran brand di bandara. Avolta, retailer bebas pajak asal Swiss, menggunakan “data lake” untuk melacak perilaku pembelian penumpang di lebih dari 5.100 outlet di seluruh dunia. Informasi ini membantu Avolta dalam menyesuaikan penawaran produk dan kampanye pemasaran untuk meningkatkan konversi penjualan Reuters.
Tren Fashion Mewah di Bandara
Brand fashion mewah seperti Balenciaga, Acne Studios, dan Comme des Garçons mulai memasuki pasar ritel bandara melalui konsep store seperti Gate Zero. Kolaborasi ini bertujuan untuk menghadirkan pengalaman belanja fashion mewah yang biasanya hanya tersedia di butik-butik eksklusif ke dalam lingkungan bandara, menarik perhatian konsumen yang ingin berbelanja produk fashion terkini sebelum terbang Vogue Business.
Peran Bandara dalam Meningkatkan Pengalaman Belanja
Bandara modern kini berfungsi sebagai pusat perbelanjaan dan hiburan. Fasilitas seperti lounge mewah, restoran berbintang Michelin, dan area belanja yang luas meningkatkan pengalaman belanja konsumen. Vogue Business melaporkan bahwa dengan meningkatnya jumlah wisatawan dan pengalaman belanja yang lebih baik, penjualan di ritel bandara semakin meningkat Vogue Business.
Tantangan dan Peluang di Pasar Indonesia
Di Indonesia, bandara seperti Soekarno-Hatta dan Ngurah Rai mulai menarik perhatian brand-brand besar. Namun, tantangan seperti infrastruktur yang belum optimal dan regulasi yang kompleks menjadi hambatan. Meski demikian, potensi pasar yang besar dan meningkatnya jumlah wisatawan internasional membuka peluang bagi brand-brand besar untuk berekspansi ke pasar Indonesia.
Masa Depan Ritel Bandara
Masa depan ritel bandara akan ditentukan oleh inovasi dan adaptasi terhadap tren konsumen. Brand-brand besar perlu terus berinovasi dalam menawarkan produk dan pengalaman belanja yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Dengan memanfaatkan teknologi, data, dan strategi pemasaran yang tepat, brand-brand besar dapat meraih kesuksesan di pasar ritel bandara yang terus berkembang.
Leave a comment