Inilah Keuntungan Investasi dalam Bisnis Non-Aero di Area Bandara bagi Investor
- 14/09/2024
- Posted by: admin
- Category: Innovation

Bisnis non-aero, atau non-penerbangan, yang beroperasi di dalam dan sekitar area bandara telah menjadi sektor yang sangat menarik bagi para investor. Berbeda dengan bisnis yang berfokus pada operasional penerbangan seperti maskapai dan layanan ground handling, bisnis non-aero mencakup berbagai kegiatan komersial seperti ritel, perhotelan, restoran, dan logistik yang menawarkan potensi besar untuk pertumbuhan ekonomi. Dengan meningkatnya mobilitas global dan permintaan akan pengalaman perjalanan yang lebih baik, investasi dalam bisnis non-aero di bandara menghadirkan peluang yang menguntungkan.
Apa Itu Bisnis Non-Aero?
Bisnis non-aero meliputi segala jenis aktivitas yang tidak berhubungan langsung dengan penerbangan atau operasional maskapai. Contoh bisnis non-aero antara lain:
- Pusat perbelanjaan (ritel duty-free dan non-duty-free)
- Restoran dan kafe
- Hotel transit dan akomodasi
- Logistik dan pergudangan
- Fasilitas hiburan dan rekreasi seperti spa, lounge, bioskop
- Penyewaan mobil dan layanan transportasi darat
Mengapa Bisnis Non-Aero Menjadi Pilihan Menarik untuk Investor?
- Sumber Pendapatan Tambahan yang Stabil
- Bandara adalah salah satu infrastruktur yang paling stabil karena mobilitas orang dan barang terus meningkat. Sumber pendapatan dari bisnis penerbangan (aero) biasanya dipengaruhi oleh faktor-faktor global seperti harga bahan bakar dan ketidakstabilan ekonomi. Namun, bisnis non-aero menawarkan pendapatan yang lebih stabil karena permintaan layanan seperti makanan, belanja, dan akomodasi tetap tinggi bahkan selama penurunan ekonomi atau gangguan penerbangan.
- Pertumbuhan Jumlah Penumpang Udara
- Seiring dengan meningkatnya aksesibilitas perjalanan udara dan tumbuhnya pariwisata global, jumlah penumpang di bandara terus meningkat setiap tahunnya. Ini menciptakan peluang besar bagi bisnis non-aero, terutama di bandara dengan jumlah penumpang transit yang tinggi. Penumpang yang menunggu penerbangan lanjutan seringkali menghabiskan waktu berjam-jam di bandara, menjadikan mereka target ideal untuk bisnis ritel, restoran, dan hiburan.
- Peningkatan Permintaan Akan Pengalaman Perjalanan
- Para penumpang saat ini mencari lebih dari sekadar tempat untuk transit; mereka menginginkan pengalaman yang menyenangkan selama perjalanan. Bandara di berbagai belahan dunia, seperti Changi Airport di Singapura dan Incheon International di Korea Selatan, telah menunjukkan bahwa investasi dalam fasilitas hiburan, ritel, dan rekreasi dapat meningkatkan daya tarik bandara sebagai destinasi tersendiri. Dengan menghadirkan pengalaman unik, bisnis non-aero dapat meningkatkan loyalitas penumpang sekaligus memberikan keuntungan bagi investor.
- Diversifikasi Sumber Pendapatan
- Investasi dalam bisnis non-aero membantu investor mendiversifikasi portofolio mereka. Ketika bisnis yang terkait langsung dengan penerbangan mengalami fluktuasi karena faktor ekonomi global, pendapatan dari bisnis non-aero cenderung lebih stabil dan berkelanjutan. Sektor ini mencakup berbagai jenis bisnis, mulai dari properti komersial, ritel, hingga perhotelan, sehingga memberikan peluang investasi yang luas dan beragam.
- Sinergi dengan Pertumbuhan Pariwisata dan Infrastruktur
- Banyak bandara berfungsi sebagai pintu gerbang utama bagi destinasi wisata, sehingga bisnis non-aero seperti perhotelan, restoran, dan pusat perbelanjaan dapat menarik pengunjung yang tidak hanya menggunakan layanan penerbangan. Dengan meningkatnya investasi infrastruktur di sekitar bandara, kawasan ini sering berkembang menjadi pusat ekonomi yang lebih luas, menciptakan peluang bisnis baru dan meningkatkan nilai investasi jangka panjang.
- Keuntungan dari Real Estate dan Pengembangan Properti
- Area di sekitar bandara biasanya sangat strategis untuk pengembangan properti komersial dan logistik. Bisnis non-aero seperti hotel, gudang, dan pusat distribusi sering berkembang di sekitar bandara untuk memenuhi kebutuhan wisatawan dan pelaku bisnis. Nilai properti di area ini cenderung meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penumpang dan peningkatan kegiatan ekonomi. Investasi di sektor properti non-aero ini menawarkan peluang besar bagi investor yang ingin mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga properti dan sewa lahan.
Studi Kasus: Suksesnya Bisnis Non-Aero di Beberapa Bandara
- Changi Airport, Singapura
- Bandara ini menjadi salah satu contoh terbaik dalam mengembangkan bisnis non-aero. Jewel Changi, sebuah kompleks perbelanjaan dan hiburan, menjadi destinasi tersendiri bagi para penumpang dan penduduk lokal. Dengan hotel, taman indoor, dan berbagai restoran kelas dunia, Changi telah menciptakan ekosistem bisnis yang menguntungkan tidak hanya untuk bandara tetapi juga bagi investor yang berpartisipasi dalam pengembangannya.
- Heathrow Airport, London
- Heathrow memiliki salah satu portofolio ritel terbesar di bandara mana pun di dunia, menampung merek-merek mewah seperti Gucci, Harrods, dan Burberry. Selain itu, Heathrow juga menawarkan hotel transit yang selalu penuh, terutama bagi penumpang internasional. Pendapatan non-aero di Heathrow mencapai lebih dari 40% dari total pendapatan bandara, menunjukkan potensi besar bagi investor di sektor ini.
- Soekarno-Hatta International Airport, Indonesia
- Dengan pengembangan Airport Village di Terminal 3, Soekarno-Hatta menawarkan area perbelanjaan dan hiburan yang dirancang untuk meningkatkan pengalaman penumpang. Sebagai salah satu bandara tersibuk di Asia Tenggara, potensi pertumbuhan bisnis non-aero di Soekarno-Hatta sangat besar, terutama dengan meningkatnya jumlah penumpang domestik dan internasional.
Tantangan dalam Investasi Non-Aero
Meskipun memiliki potensi besar, ada beberapa tantangan yang harus dipertimbangkan oleh investor dalam bisnis non-aero di bandara:
- Regulasi yang Ketat: Operasi di area bandara sering kali memerlukan izin dan persetujuan dari otoritas terkait, yang dapat memperlambat proses investasi.
- Kompetisi yang Ketat: Bandara adalah lokasi premium, sehingga kompetisi antara bisnis non-aero sering kali sangat tinggi.
- Keterbatasan Lahan: Ruang di dalam dan sekitar bandara seringkali terbatas, sehingga biaya untuk mendapatkan lahan atau ruang komersial bisa menjadi sangat tinggi.
Kesimpulan
Investasi dalam bisnis non-aero di bandara menawarkan peluang besar bagi para investor yang mencari pendapatan stabil dan potensi pertumbuhan jangka panjang. Dengan meningkatnya jumlah penumpang dan permintaan akan layanan di luar penerbangan, bisnis seperti ritel, perhotelan, dan hiburan di bandara memiliki prospek yang cerah. Namun, seperti investasi lainnya, penting bagi para investor untuk mempertimbangkan tantangan yang mungkin dihadapi dan melakukan riset pasar yang mendalam sebelum mengambil keputusan.