Tren Gaya Hidup 2025: Saatnya Merayakan JOMO dan Real Roaming

Di tengah dunia yang semakin sibuk dan terkoneksi tanpa henti, muncul tren gaya hidup baru yang menjadi penyeimbang dari tekanan digital: JOMO (Joy of Missing Out) dan Real Roaming. Kedua tren ini berkembang pesat pada 2025, terutama di kalangan generasi milenial dan Gen Z yang mulai jenuh dengan ekspektasi hiperaktif dari dunia maya.

Tren ini bukan sekadar gaya hidup sementara, tapi juga merupakan refleksi perubahan besar dalam cara kita memandang waktu, koneksi sosial, dan kesejahteraan diri.

Apa Itu JOMO?

JOMO atau Joy of Missing Out adalah kebalikan dari FOMO (Fear of Missing Out). Bila FOMO membuat seseorang merasa gelisah karena takut ketinggalan tren atau kegiatan teman-temannya, maka JOMO justru merayakan ketenangan dalam melewatkan hal-hal tersebut. JOMO mendorong kita untuk hadir secara utuh dalam kehidupan nyata, menikmati waktu sendiri tanpa distraksi notifikasi, dan memilih kualitas daripada kuantitas dalam bersosialisasi.

Pada 2025, JOMO bukan sekadar alasan untuk tidak ikut hangout atau menonaktifkan media sosial. JOMO berkembang menjadi sebuah gerakan self-love yang menyebar luas melalui komunitas digital, influencer kesehatan mental, hingga program retreat yang fokus pada digital detox.

Real Roaming: Berkelana Tanpa Koneksi

Jika dulu istilah “roaming” lebih identik dengan biaya tinggi saat bepergian ke luar negeri, kini Real Roaming muncul sebagai sebuah gaya hidup yang mengajak kita untuk benar-benar “berkeliaran” di dunia nyata, tanpa gangguan teknologi. Konsep ini menekankan pada eksplorasi tempat baru—entah itu kota kecil, gunung, pantai, atau bahkan sudut kota yang tak pernah dikunjungi—tanpa harus terdistraksi oleh kebutuhan untuk mengunggah segalanya ke media sosial.

Real Roaming adalah tentang mengalami, bukan sekadar mendokumentasikan. Banyak pelancong kini memilih untuk mematikan ponsel mereka selama beberapa hari, menggunakan peta manual, dan menikmati percakapan langsung dengan penduduk lokal.

Baca Artikel Lainnya :  Perubahan Status Bandara: Untung Rugi bagi Daerah

Mengapa Tren Ini Naik Daun di 2025?

Ada beberapa alasan mengapa JOMO dan Real Roaming menjadi gaya hidup populer saat ini:

  1. Kelelahan Digital (Digital Fatigue)
    Di era pasca-pandemi, kebanyakan orang mengalami kelelahan akibat terlalu banyak waktu di layar. Meeting virtual, konten bersambungan, dan ekspektasi untuk selalu online membuat banyak orang merasa terbakar (burnout). JOMO menjadi antidot dari semua itu.

  2. Kesadaran Kesehatan Mental
    Tahun 2025 adalah era ketika kesehatan mental tidak lagi menjadi topik tabu. Kesadaran ini membuat orang mulai mencari ruang untuk bernapas dari tekanan media sosial dan konten yang serba cepat. JOMO memberi izin untuk berhenti dan tenang.

  3. Minat pada Autentisitas dan Pengalaman Nyata
    Real Roaming memberi alternatif pada liburan yang selama ini terlalu dikurasi oleh algoritma. Banyak orang mulai memilih perjalanan yang tidak terlalu “Instagrammable,” tetapi lebih bermakna dan personal.

  4. Eco-conscious Travel
    Real Roaming juga sejalan dengan prinsip traveling berkelanjutan. Daripada berpindah-pindah dari satu destinasi viral ke destinasi lainnya, tren ini mendorong kita untuk menjelajahi secara perlahan, menghargai budaya lokal, dan mengurangi jejak karbon.

Dampaknya dalam Dunia Bisnis dan Pariwisata

JOMO dan Real Roaming menciptakan peluang bisnis baru. Banyak startup kini menawarkan:

  • Paket Retreat Digital Detox
    Tempat-tempat yang menawarkan ketenangan—seperti desa wisata, pegunungan, atau penginapan alam—menjadi primadona. Wisatawan mencari tempat yang bebas WiFi dan penuh interaksi manusia.

  • Travel Gear untuk Slow Travel
    Produk seperti jurnal perjalanan, kamera analog, dan peta cetak kembali populer. Ini memperkuat narasi bahwa perjalanan tak selalu harus digital.

  • Aplikasi Digital Minimalis
    Ironisnya, dunia digital pun mulai mengikuti tren ini dengan menciptakan aplikasi yang mendorong pengurangan waktu layar, seperti timer untuk break, pengingat meditasi, dan tracker waktu offline.

Baca Artikel Lainnya :  Pembentukan Kota Aerotropolis Sejalan Dengan Konsep Kota Hijau

Tips Memulai Gaya Hidup JOMO dan Real Roaming

Kalau kamu ingin mencoba hidup dengan ritme yang lebih sehat dan bermakna, berikut beberapa tips untuk memulai:

  1. Tentukan Hari Bebas Gadget
    Mulailah dengan satu hari tanpa media sosial, notifikasi, atau aplikasi hiburan. Gunakan waktu itu untuk membaca, berjalan-jalan, atau menulis.

  2. Jelajahi Daerah Sekitar
    Tak perlu pergi jauh, cobalah berjalan kaki di lingkunganmu tanpa tujuan pasti. Rasakan pengalaman real roaming bahkan di kota sendiri.

  3. Fokus pada Interaksi Nyata
    Prioritaskan ngobrol langsung dengan keluarga atau teman. Matikan notifikasi saat bersama orang lain.

  4. Rencanakan Liburan Slow Travel
    Cari destinasi yang mendorong koneksi dengan alam dan budaya, bukan hanya destinasi yang viral.

Penutup: Kembali ke Diri Sendiri

JOMO dan Real Roaming bukan sekadar tren sementara, melainkan refleksi dari kebutuhan terdalam manusia untuk kembali terhubung dengan diri sendiri. Di tengah dunia yang serba cepat dan sibuk, gaya hidup ini mengingatkan kita bahwa kebahagiaan sejati seringkali hadir dalam keheningan, kesederhanaan, dan keaslian pengalaman.

Jadi, apakah kamu siap melewatkan notifikasi demi menikmati momen nyata? Saatnya rayakan JOMO, dan lakukan petualangan Real Roaming pertama kamu.

Share :


Leave a Reply