Peluang Kemitraan & Investasi Bisnis Non-Aero di Bandara
- 27/02/2025
- Posted by: admin
- Category: Blog

Industri penerbangan global telah mengalami transformasi signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Selain layanan penerbangan (aero), pendapatan dari sektor non-aero—seperti ritel, kuliner, dan layanan lainnya—telah menjadi pilar penting bagi keberlanjutan dan pertumbuhan bandara. Memasuki tahun 2025, peluang kemitraan dan investasi di sektor non-aero semakin menjanjikan, didorong oleh inovasi teknologi, perubahan perilaku konsumen, dan strategi bisnis yang adaptif.
Sektor Bisnis Non-Aero Potensial untuk Investasi di 2025
Seiring dengan perkembangan kebutuhan dan ekspektasi penumpang, beberapa sektor non-aero di bandara diproyeksikan memiliki potensi investasi yang tinggi pada tahun 2025:
1. Ritel dan Duty-Free
Pengalaman berbelanja di bandara telah berevolusi dari sekadar toko bebas pajak menjadi destinasi belanja premium. Investasi dalam ritel yang menawarkan produk lokal eksklusif, merek internasional ternama, dan konsep belanja digital seperti “phygital” (penggabungan fisik dan digital) menjadi tren yang menarik.
2. Kuliner dan Layanan Makanan (F&B)
Restoran dan kafe di bandara kini menawarkan lebih dari sekadar makanan cepat saji. Konsep kuliner dengan chef robotik, makanan sehat, dan pengalaman bersantap yang unik menjadi daya tarik tersendiri. Investasi di sektor ini dapat mencakup pengembangan restoran otomatis dan layanan pemesanan digital.
3. Hospitality dan Fasilitas Kenyamanan
Dengan meningkatnya jumlah penumpang transit dan perjalanan jarak jauh, fasilitas seperti hotel kapsul, lounge premium, spa, dan area kerja bersama (coworking space) di dalam bandara menjadi investasi yang menjanjikan.
4. Teknologi dan Layanan Digital
Implementasi teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), realitas tertambah (AR), dan realitas virtual (VR) dalam layanan pelanggan, navigasi bandara, dan pengalaman belanja menawarkan peluang investasi di sektor teknologi bandara.
5. Transportasi dan Mobilitas
Layanan transportasi darat seperti penyewaan kendaraan listrik, stasiun pengisian daya EV, dan integrasi dengan transportasi umum modern menjadi sektor potensial untuk investasi, seiring dengan meningkatnya kesadaran akan keberlanjutan lingkungan.
Strategi Startup Masuk dan Berkembang di Ekosistem Bisnis Bandara
Bagi startup yang ingin berpartisipasi dalam ekosistem bisnis bandara, pendekatan strategis diperlukan untuk memastikan keberhasilan dan pertumbuhan:
1. Kolaborasi dengan Operator Bandara
Menjalin kemitraan dengan operator bandara seperti PT Angkasa Pura I dan II di Indonesia dapat membuka akses ke sumber daya, infrastruktur, dan jaringan yang luas. Program seperti Commercial Care oleh Angkasa Pura II bertujuan mengoptimalkan pendapatan non-aero melalui kolaborasi dengan berbagai mitra bisnis.
2. Inovasi Produk dan Layanan
Startup harus menawarkan solusi yang inovatif dan relevan dengan kebutuhan penumpang modern. Misalnya, pengembangan aplikasi mobile untuk pemesanan layanan di bandara atau platform e-commerce untuk pre-order produk duty-free.
3. Fokus pada Keberlanjutan
Dengan meningkatnya perhatian terhadap isu lingkungan, startup yang menawarkan produk atau layanan ramah lingkungan memiliki peluang lebih besar untuk diterima. Misalnya, penyediaan kemasan makanan biodegradable atau layanan transportasi dengan kendaraan listrik.
4. Pemanfaatan Teknologi Digital
Integrasi teknologi seperti AI dan big data dapat membantu startup memahami perilaku konsumen dan menawarkan layanan yang dipersonalisasi, meningkatkan kepuasan pelanggan dan loyalitas.
5. Partisipasi dalam Inkubator dan Akselerator
Bergabung dengan program inkubator atau akselerator yang berfokus pada industri aviasi dapat memberikan bimbingan, pendanaan, dan jaringan yang diperlukan untuk tumbuh. Hubungan erat antara inkubator dan startup sangat penting untuk keberhasilan bersama.
Kisah Sukses Bisnis Non-Aero di Bandara Internasional
Beberapa contoh sukses bisnis non-aero di bandara internasional dapat menjadi inspirasi bagi investor dan startup:
1. Changi Airport, Singapura
Bandara Changi dikenal dengan fasilitas ritel dan hiburannya yang luar biasa. Investasi besar dalam taman indoor, bioskop, dan area belanja eksklusif telah menjadikan Changi sebagai destinasi tersendiri, meningkatkan pendapatan non-aero secara signifikan.
2. Incheon International Airport, Korea Selatan
Incheon menawarkan pengalaman budaya melalui pertunjukan tradisional dan pameran seni di dalam terminal. Kolaborasi dengan seniman lokal dan internasional telah menciptakan daya tarik unik bagi penumpang, meningkatkan waktu tinggal dan pengeluaran mereka di bandara.
3. Schiphol Airport, Belanda
Bandara Schiphol telah mengintegrasikan teknologi tinggi dalam layanan non-aero, seperti sistem pembayaran tanpa kontak dan aplikasi mobile untuk navigasi bandara. Investasi dalam teknologi ini telah meningkatkan efisiensi operasional dan kepuasan pelanggan.
Kesimpulan
Peluang kemitraan dan investasi di sektor bisnis non-aero di bandara pada tahun 2025 sangat menjanjikan. Dengan fokus pada inovasi, teknologi, dan keberlanjutan, investor dan startup dapat memanfaatkan tren ini untuk menciptakan nilai tambah bagi penumpang dan operator bandara. Kolaborasi strategis dan adaptasi terhadap kebutuhan pasar akan menjadi kunci sukses dalam ekosistem bisnis bandara yang terus berkembang.